Pages

Selasa, 14 Januari 2014

Apatis, Bukan Hal yang Baik






Halo, apa kabar kalian? Pastinya baik-baik saja dan semoga kita selalu dirahmati Allah SWT. Disini saya akan sedikit mengulas tentang apatis. Alasan kenapa saya ingin mengulas tentang ini karena ada salah satu teman saya yang kebetulan tahu tentang bidang psikologi, mengatakan bahwa saya adalah tipe orang apatis. Perkataan dia membuat saya penasaran. Apa itu apatisApatis termasuk sifat jelek atau sifat baik ? Daripada terus penasaran, mari kita baca beberapa definisi dari apatis yang saya temukan dalam beberapa sumber :
#Kamus istilah teknis dalam bidang kedokteran dan kesehatan, catatan Luis Rey : "Seorang individu ditandai dengan ketidaktertarikan ketidakpedulian atau ketidakpekaan terhadap peristiwa, kurangnya minat atau keinginan"
#Hornby dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English : “apathy is an absence of simpathy or interest”
#Kamus Besar Bahasa Indonesia : acuh tak acuh ; tidak peduli ; masa bodoh.
#Wikipedia Indonesia : kurangnya emosi, motivasi, atau antusiasme
#Dalam kamus ilmu kedokteran dan terkait, Littre dan Robin, 1873 : "Individu yang memiliki ketumpulan moral, di mana seseorang berperilaku seolah tidak sensitif terhadap rasa sakit dan kesenangan dan pengalaman sejenis malas bergerak "
Nah, kalo menurut saya pribadi Apatis
adalah sikap seseorang yang hanya peduli terhadap sesuatu yang dianggapnya penting dan tidak peduli terhadap sesuatu yang tidak penting bagi dirinya. Bagi saya, apatis perpaduan dari egois + cuek. Sebenarnya dalam bidang psikologi, sifat apatis cenderung negatif, karena merugikan. Merugikan siapa? Yang pasti merugikan siapa saja yang ada di dekat orang tersebut. Menurut catatan psikolog tadi, sifat apatis ini cenderung muncul akibat dua hal, pertama memang lingkungan kecil yang tak memberinya peluang untuk (lebih) bersosialisasi, kedua adanya pengalaman kekecewaan akan sesuatu hal. Misalnya apa yang diharapkan tidak sesuai, harapan-harapan yang nihil. Lingkungan yang tidak memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitarnya.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukuan untuk mengurangi sifa apatis. Keterbukaan, pastinya orang yang mempunyai sifat apatis ini harus belajar dan mencoba untuk terbuka kepada orang-orang terdekatnya. Misalnya dengan mencoba curhat tentang sesuatu hal. Selanjutnya positive thinking, karena biasanya orang-orang apatis cenderung langsung “menge-judge” seseorang sesuka hatinya dan hanya dalam sudut pandangnya. Pada dasarnya, tidak ada didunia ini orang yang APATIS ABSOLUT. Karena bagaimanapun seorang manusia pasti peduli akan sesuatu atau seseorang walaupun itu sedikit. Walaupun negatif, sifat apatis juga memberikan dampak positif. Kenapa? Karena biasanya orang yang bersikap apatis sulit untuk dipengaruhi dan di adu-domba.

Florynce R. Kennedy, seorang pengacara dan aktivis sosial asal Amerika Serikat dalam bukunya Color Me Flo: My Hard Life and Good Times mengatakan: “If you want to know where the apathy is, you’re probably sitting on it.” Setiap orang mungkin dapat berpikir buruk dan tertawa kecut terhadap kekonyolan apatisme, tapi terkadang mereka tak menyadari bahwa mereka sendiri sebenarnya sedang menduduki benih-benih apatisme dan mengembangkannya. Loh ini berarti kita semua harus bertanya kepada diri sendiri, apakah termasuk golongan apatis ini?



2 komentar: